Daftar Blog Saya

Jumat, 05 Agustus 2011

MENGENAL AHLI FILSAFAT DALAM PERADABAN ISLAM

ABU YAKUB AL KINDI (185-252 H/ 801-866M)

Seorang filsuf muslim pertama, karena itu kemudian ia dinggap sebagai bapak filsuf muslim. Ia seorang jenius yang ensiklopedis. Oleh Cardan (filsuf zaman renaisans), ia dianggap sebagai satu diantara 12 ilmuwan yang cerdik dan halus di abad pertengahan.
Ia hidup di zaman dinasti Abbasiyah sedang berada pada masa keemasan (pada masa pemerinthan Al amin, Al Ma’mun, Al Mu’tasim, Al Watsiq dan al Mutawakil.). Melalui lembaga Al Hikmah, ia mulai dikenal sebagai filsuf dan juga penterjemah yang mahir, disamping seorang saintis yang ensiklopedis.

Al Kindi adalah seorang ensikopedis yang memberikan sumbangan yang tak ternilai terhadap perkembangan matematika, astrologi, astronomi, fisika, oftik, musik, pengobatan, farmasi, filsafat dan logika. Ia menulis tidak kurang dari 265 karya

Al Kindi adalah orang yang pertama kali membentangkan jalan filsafat dalam peradaban Islam klasik. Al Kindi adalah orang yang tidak pernah ragu mengajak khalayak mencari kebenaran dari sumber manapun kendati berasal dari bangsa-bangsa jauh dan berbeda dengan kita. Sebab, tak ada yang lebih berharga bagi para pencari kebenaran.

Diantara karya karyanya, antara lain: Kitab Al Kindi Ila Al Mu’tashim Billah Fi Al Falsafah Al ula (Surat Al Kindi kepada Mu’thasim Billah tentang filsafat pertama), Maqalah fi al Aql (Pembahasan tentang akal), Kitab Al Falsafah Al Dakhilat Wa Al masa’il Al Manthiqiyyah Wa Al Muqtashah Wa Ma Fawqa Al Thabi’iyyah, tentang filsafat yang di perkenalkan dan masalah-masalah logika dan musykil, serta metafisika. Dan lain-lain.


AHMAD IBN AL THAYYIB AL SARAKHSI (786 H-899 M)

Murid dari ilmuwan Al Kindi. Ia merupakan penulis produktif karya-karya filsafat dan sastra. Tidak satupun dari karya-karyanya yang terselamatkan, dan tidak mempunyai bukti langsung tentang murid-muridnya.


AL FARABI (257- H / 870-950 M)

Seorang ensiklopedi hidup yang menguasai semua pemikiran ilmu di zamannya. Ia ahli dalam politik ekonomi dan pencipta alat musik Al Qanun yang kemudian berkembang di barat menjadi piano. Dalam bidang filsafat, ia adalah seorang filsuf muslim pertama yang sangat sistematis dalam membangun dasar-dasar Neo-Platonisme.
Ia seorang penulis produktif. Dalam daftar yang disusun Kifti dan Ibn Abi Saibah, karangannya mencakup 17 komentar, 15 risalah, dan 600 buku mengenai berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Ia adalah orang yang serba bisa dan menguasai berbagai pemikiran dizamannya, sehingga ia bagaikan ensiklopedia hidup. Dalam kehidupannya ia adalah seorang sufi sejati. Ia selalu menggunakan jubah Turki ke manapun ia pergi. Hidupnyapun sangat zuhud (sederhana) dan tidak teretarik pada kemewahan. Meskipun tunjangannya sangat besar sekali, tetapi ia hanya mau menerima secukupnya untuk sehari-harinya. Ia juga sangat gemar membaca dan mengarang. Konon membaca dan menulisnya sering dilakukannya di bawah sinar lampu penjaga malam. Ia juga menguasai 70 bahasa dengan baik.

Dalam bidang filsafat, ia dikenal sebagai filsuf terkemuka dizamannya. Dalam bidang filsafat ini ia lebih mementingkan masalah-masalah kemanusiaan seperti akhlaq, kehidupan intelektual dan politik.

Ia mendefinisikan filsafat sebagai al Ilmu bil maujudaat bima hiya al maujudaat, yang berarti suatu ilmu yang menyelidiki hakekat sebenarnya dari segala yang ada ini.


ABU SULAIMAN AL MAQDISI (abad 10 M)

Salah seorang penulis ikhwan al shafa (sincere Brethren), suatu perkumpulan ilmiyah, dan menjadi salah seorang pimpinannya,

Artikel tentang Abu Sulaiman al Maqdisi dalam Shiwan al Hikmah menganggap 51 risalah yang berjudul The Epistles of The Sincere Brethren (Rasail Ikhwan al Shafa) berasal dari Al Maqdisi.


IBN SINA

Seorang ensikloedis, ahli kedokteran dan filsuf yang terkenal, pembangun filsafat peripatetis dalam peradaban Islam. Karya-karyanya meliputiberbagai bidang keilmuan yang sangat berpengaruh terhadap intelektual dibelakangnya.


HAMID AL DIN AL KIRMANI (w. 412 H/ 1021 M)

Seorang filsuf terkemuka di zaman dinasti Fatimiyah di Mesir. Dalam karya-karyanya ia menyejajarkan pembahasan mengenai ucapan dan bahasa dengan uraiannya mengenai konsep tuhan dan tauhid. Diantara karyanya: Ar Risalah al Durriyyah dan Rahat al ‘Aql


IBN MUHAMMAD AL LUKARI AL MARWAZI (Abad 11 M)

Pendukung utama filsafat Ibn Sina (filsafat Perpatetis). Ia merupakan murid dari Bahmanyar (murid langsung Ibn Sina).
Lukari mendidik seluruh generasi bari filsuf peripatetis yang rajin dan tekun membaca karya Ibn Sina dan memberikan komentar secara ekstensif atas karya-karyanya.


IBNU BAJJAH (475-533 H / 1082-1138 M)

Seorang filsuf, komentator Aristoteles, penyair juga komponis (ahli dalam musik) asal Andalusia (Spanyol).

Ibn Bajjah adalah orang yang berpengetahuan luas dan mahir dalam berbagai ilmu. Ia menguasai sastra, tatabahasa, dan filsafat kuno, seorang komentator karya-karya Aristoteles, ahli fisika, dan ahli musik. Ia juga ahli teori dan praktek ilmu-ilmu matematika, terutama astronomi dan musik, mahir dalam ilmu pengobatan, dan tekun dalam studi-studi spekulatif seperti logika, filsafat alam, dan metafisika. Ia menyandarkan filsafat dan logikanya pada karya-karya Al Farabi dengan memberikan sejumlah tambahan-tambahan.

Filsafatnya di mulai dengan suatu asumsi bahwa materi itu tidak dapat bereksistensi tanpa adanya bentuk, sedangkan bentuk bisa bereksistensi dengan sendirinya, tanpa harus ada materi, pernyataan tersebut menurutnya salah. Menurut Ibnu bajjah materi dapat bereksistensi tanpa harus ada bentuk, ia menyatakan bahwa bentuk pertama merupakan suatu bentuk abstrak yang bereksistensi dalam materi yang dikatakan sebagai tidak mempunyai bentuk.


IBNU TUFAIL (506-581 H / 1110- 1185 M)
Seorang dokter, filsuf, ahli matematika yang sangat terkenal pada zaman daulah Muwahidun di Andalusia (Spanyol). dibarat di kenal dengan nama Abu Bacer.

Ibnu Thufail mempunyai kedudukan penting dalam perkembangan filsafat didunia Islam barat, karena posisinya sebagai penjelas dan pelanjut Ibn Bajjah dan perambah jalan untuk Ibn Rusyd (Ibn Bajjah mendekatkan filsafat diri Yunani dari timur, sedangkan Ibnu Rusyd mengantarkannya ke barat setelah diberi muatan Islam).

Menurutnya ada 2 jalan untuk mengenal tuhan, yaitu dengan jalan akal (falsafah) atau dengan jalan sya’riat. Kedua jalan itu tidak bertentangan, karena akhir dari filsafat adalah mengenal tuhan. Tujuan filsafat adalah bagaimana memperoleh kebahagiaan dengan jalan berhubungan dengan akal faal melalui pemikiran. Ada 2 jalan untuk memperoleh kebahagiaan yaitu pertama jalan tasauf batin seperti yang dibela Al Ghazali, dan jalan pemikiran dan perenungan, seperti yang ditempuh Al Farabi.


IBNU RUSYD (520-595 H / 1126-1198 M)

Seorang filsuf terkemuka (pemuka Averoisme), ahli hukum (fiqih) Maliki, seorang dokter, perintis ilmu jaringan (histologi) dan berjasa dalam penelitian pembuluh darah. Di barat ia dikenal dengan nama Aveross dan ajaran filsafatnya dinamakan Averoisme.

Lahir di Cordova, Andalusia (Spanyol sekarang) dari keluarga yang terkenal alim dalam ilmu fiqih di Andalusia

Ia terkenal sebagai orang yang sangat taat beragama dan salah seorang ahli hukum (fiqih) ternama, ia juga tekun belajar, tiada hari tanpa baca dan menulis. Dalam hidupnya hanya 2 malam yang dilewatinya tidak membaca dan menulis yaitu malam ketika ayahnya meninggal dan malam perkawinannya.

Ibn Rusyd adalah salah satu tokoh penting filsuf muslim yang memberi konstribusi sangat besar bagi gerakan renaisans dan pencerahan di Eropa. Ia merupakan inspirator gerakan renaisans awal eropa. Ia memainkan peranan penting dalam mempromosikan independensi akal pikiran, dokrin yang oleh Imanuel Kant (w. 1804 M) kemudian dianggap sebagai inti dari Aufklarung (pencerahan). Seperti kita ketahui, sejarah pemikiran dan filsafat barat sering menganggap Imanuel kant sebagai puncak dari era pencerahan yang terjadi di Eropa pada abad 18 M.
Ibn Rusyd adalah model bagi independensi akal pikiran sekaligus model bagi keberanian berpikir, khususnya dalam melawan pemikiran yang terlembagakan dalam instutusi agama. Keberaniannya mengkritik kemapanan otoritas kaum agama menginspirasi orang-orang Eropa abad ke 13 dan 14 M melakukan hal yang sama kepada kekuasaan gereja yang saat itu sangat mendominasi hampir seluruh aspek kehidupan mereka.
(lanjut)


(By Adeng Lukmantara

Sumber: Dari berbagai bku & artikel di Internet)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar