Daftar Blog Saya

Sabtu, 06 Agustus 2011

MENGENAL PAKAR PENDIDIKAN DALAM PERADABAN ISLAM KLASIK

BURHANUDDIN AZ ZARNUBI (w. 600 H / 1203 M)

 Murid harus berpikir sebelum membicarakan ilmu secara detail, karena untuk dapat memahami, kita harus berpikir. Untuk berpikir kita harus mengkajinya. Ketelitian adalah kunci untuk memahami ilmu pengetahuan. Jangan meninggalkan satu pokok persoalan untuk beralih kepada persolan lainnya, sebelum persoalan tersebut di kuasai.” (Az Zarnubi)

Burhanuddin Az Zarnubi adalah seorang ahli dalam pendidikan yang terkenal, pengarang kitab Ta’lim al Muta’allim (On Teaching The Pupil).

Az Zarnubi merupakan ahli dalam pendidikan dan tasauf, ia memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang fiqih dn ilmu kalam disertai jiwa sastra yang halus dan mendalam, seseorang telah memperoleh akses / peluang yang tinggi untuk masuk ke dunia tasauf.

Ta’lim al Muta’allim (On Teaching The Pupil) atau lengkapnya Ta’lim al Muta’allim Thuruq al Ta’allum. Merupakan buku tentang pendidikan yang terkenal. Dalam buku ini terkandung materi; hakekat nilai pendidikan dan hukum, seperti: tujuan belajar, seleksi subyek, profesor, teman sekolah, keta’atan pada guru, penghormatan terhadap ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu, aplikasi, keteguhan hati, kerajinan, permulaan, kekuasaan, dan persiapan pelajaran, juga dibahas mengeni konsentrasi, kasih sayang, nasehat, pencarian pengetahuan, keshahihan, hal-hal yang menyebabkan ingat dan lupa dan hal-hal yang memperkuat rohani dan jasmani yang diberikan Tuhan.

Buku ini dipelajari dihampir seluruh pesntren tradisionl di Indonesia. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Italia oleh H. Reland, dengan judul Enchiridion Studiosi (tahun 1709 M), juga ke dalam bahasa yang sama pada tahun 1838 oleh Caspari.


IBN JAMA’AH (639-733 H / 1241-1333 M)

Seorang ahli hukum (fiqih), pernah menjadi hakim, dan terkenal pula dalam bidang pendidikan.

Lahir di Hamwa, Mesir dan meninggal di Qirafah, Mesir. Setelah mendapat pendidikan dari ayahnya, ia kemudian mengembara ke kota-kota di negeri Mesir dan Suriah.

Sebagai seorang ahli hukum Islam (fiqih) sehingga sebagian masa hidupnya ia habiskan untuk melaksanakan tugasnya sebagai hakim di Syam dan di Mesir. Ia juga mengajar di Madrasah di Qimyariyah, sebuah lembaga pendidikan yang dibangun oleh Ibn Thulun di Damaskus dalam waktu yang cukup lama.

Karyanya Tadzkirat as Sami’ wa al Mutakallim fi Adab al Alim wa Al muta’allim (A Memorandum for Student and Lecturers on The Responsibilites of The Teacher and The Pupil). Buku ini ditulis pada tahun 1273 M, yang membahas topik-topik pendidikan, seperti cara-cara belajar, hubungan antara guru dan murid dikelas, tingkah laku guru-murid serta murid-guru, dan aturan atau etika dalam kehidupan asrama di sekolah.


MUSTAWFI (1281-1340 M)

Penulis kitab Nuzhatul Qulub (Delight of The Hearts). Buku ini merupakan karya ensiklopedis ilmiyah kosmografika, yang penulisannya menggunakan bahasa Persia. Buku ini meliputi 5 bagian, diantaranya, yakni bagian kedua yang membahas pendidikan. Didalamnya secara khusus dibicarakan tentang manusia, unsur-unsurnya, kualitas moralnya, dan sebagainya.


IBN ATIYYAH (Abad 16 M).

Salah seorang ahli pendidikan, penulis kitab Al Amirud Daris fil Ahkamil Muta’alliqati bil Madaris (Forgeten facts on the administration of school / Yang terlupakan dari keadministrasian sekolah). Dalam buku ini ia mengajukan beberapa tanggung jawab pelajar / mahasiswa, guru, dan kewajiban profesional mereka saat berada di sekolah.


TAJUDDIN IBN ZAKARIA AL UTSMANI (1050 H / 1640 M)

Seorang ahli pendidikan, penulis kitab Adabul Muridin ( On The Responsibility of Student / Adab Murid). Dalam buku ini ia membicarakan 11 syarat pengajaran yang baik, 11 prinsip tentang efisiensi dalam belajar, dan 12 aturan tingkah laku bagi para guru.



(lanjut...)


(by, Adeng Lukmantara
Sumber: Ringkasan dari berbagai buku & artikel di Interner)

Jumat, 05 Agustus 2011

MENGENAL AHLI FILSAFAT DALAM PERADABAN ISLAM

ABU YAKUB AL KINDI (185-252 H/ 801-866M)

Seorang filsuf muslim pertama, karena itu kemudian ia dinggap sebagai bapak filsuf muslim. Ia seorang jenius yang ensiklopedis. Oleh Cardan (filsuf zaman renaisans), ia dianggap sebagai satu diantara 12 ilmuwan yang cerdik dan halus di abad pertengahan.
Ia hidup di zaman dinasti Abbasiyah sedang berada pada masa keemasan (pada masa pemerinthan Al amin, Al Ma’mun, Al Mu’tasim, Al Watsiq dan al Mutawakil.). Melalui lembaga Al Hikmah, ia mulai dikenal sebagai filsuf dan juga penterjemah yang mahir, disamping seorang saintis yang ensiklopedis.

Al Kindi adalah seorang ensikopedis yang memberikan sumbangan yang tak ternilai terhadap perkembangan matematika, astrologi, astronomi, fisika, oftik, musik, pengobatan, farmasi, filsafat dan logika. Ia menulis tidak kurang dari 265 karya

Al Kindi adalah orang yang pertama kali membentangkan jalan filsafat dalam peradaban Islam klasik. Al Kindi adalah orang yang tidak pernah ragu mengajak khalayak mencari kebenaran dari sumber manapun kendati berasal dari bangsa-bangsa jauh dan berbeda dengan kita. Sebab, tak ada yang lebih berharga bagi para pencari kebenaran.

Diantara karya karyanya, antara lain: Kitab Al Kindi Ila Al Mu’tashim Billah Fi Al Falsafah Al ula (Surat Al Kindi kepada Mu’thasim Billah tentang filsafat pertama), Maqalah fi al Aql (Pembahasan tentang akal), Kitab Al Falsafah Al Dakhilat Wa Al masa’il Al Manthiqiyyah Wa Al Muqtashah Wa Ma Fawqa Al Thabi’iyyah, tentang filsafat yang di perkenalkan dan masalah-masalah logika dan musykil, serta metafisika. Dan lain-lain.


AHMAD IBN AL THAYYIB AL SARAKHSI (786 H-899 M)

Murid dari ilmuwan Al Kindi. Ia merupakan penulis produktif karya-karya filsafat dan sastra. Tidak satupun dari karya-karyanya yang terselamatkan, dan tidak mempunyai bukti langsung tentang murid-muridnya.


AL FARABI (257- H / 870-950 M)

Seorang ensiklopedi hidup yang menguasai semua pemikiran ilmu di zamannya. Ia ahli dalam politik ekonomi dan pencipta alat musik Al Qanun yang kemudian berkembang di barat menjadi piano. Dalam bidang filsafat, ia adalah seorang filsuf muslim pertama yang sangat sistematis dalam membangun dasar-dasar Neo-Platonisme.
Ia seorang penulis produktif. Dalam daftar yang disusun Kifti dan Ibn Abi Saibah, karangannya mencakup 17 komentar, 15 risalah, dan 600 buku mengenai berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Ia adalah orang yang serba bisa dan menguasai berbagai pemikiran dizamannya, sehingga ia bagaikan ensiklopedia hidup. Dalam kehidupannya ia adalah seorang sufi sejati. Ia selalu menggunakan jubah Turki ke manapun ia pergi. Hidupnyapun sangat zuhud (sederhana) dan tidak teretarik pada kemewahan. Meskipun tunjangannya sangat besar sekali, tetapi ia hanya mau menerima secukupnya untuk sehari-harinya. Ia juga sangat gemar membaca dan mengarang. Konon membaca dan menulisnya sering dilakukannya di bawah sinar lampu penjaga malam. Ia juga menguasai 70 bahasa dengan baik.

Dalam bidang filsafat, ia dikenal sebagai filsuf terkemuka dizamannya. Dalam bidang filsafat ini ia lebih mementingkan masalah-masalah kemanusiaan seperti akhlaq, kehidupan intelektual dan politik.

Ia mendefinisikan filsafat sebagai al Ilmu bil maujudaat bima hiya al maujudaat, yang berarti suatu ilmu yang menyelidiki hakekat sebenarnya dari segala yang ada ini.


ABU SULAIMAN AL MAQDISI (abad 10 M)

Salah seorang penulis ikhwan al shafa (sincere Brethren), suatu perkumpulan ilmiyah, dan menjadi salah seorang pimpinannya,

Artikel tentang Abu Sulaiman al Maqdisi dalam Shiwan al Hikmah menganggap 51 risalah yang berjudul The Epistles of The Sincere Brethren (Rasail Ikhwan al Shafa) berasal dari Al Maqdisi.


IBN SINA

Seorang ensikloedis, ahli kedokteran dan filsuf yang terkenal, pembangun filsafat peripatetis dalam peradaban Islam. Karya-karyanya meliputiberbagai bidang keilmuan yang sangat berpengaruh terhadap intelektual dibelakangnya.


HAMID AL DIN AL KIRMANI (w. 412 H/ 1021 M)

Seorang filsuf terkemuka di zaman dinasti Fatimiyah di Mesir. Dalam karya-karyanya ia menyejajarkan pembahasan mengenai ucapan dan bahasa dengan uraiannya mengenai konsep tuhan dan tauhid. Diantara karyanya: Ar Risalah al Durriyyah dan Rahat al ‘Aql


IBN MUHAMMAD AL LUKARI AL MARWAZI (Abad 11 M)

Pendukung utama filsafat Ibn Sina (filsafat Perpatetis). Ia merupakan murid dari Bahmanyar (murid langsung Ibn Sina).
Lukari mendidik seluruh generasi bari filsuf peripatetis yang rajin dan tekun membaca karya Ibn Sina dan memberikan komentar secara ekstensif atas karya-karyanya.


IBNU BAJJAH (475-533 H / 1082-1138 M)

Seorang filsuf, komentator Aristoteles, penyair juga komponis (ahli dalam musik) asal Andalusia (Spanyol).

Ibn Bajjah adalah orang yang berpengetahuan luas dan mahir dalam berbagai ilmu. Ia menguasai sastra, tatabahasa, dan filsafat kuno, seorang komentator karya-karya Aristoteles, ahli fisika, dan ahli musik. Ia juga ahli teori dan praktek ilmu-ilmu matematika, terutama astronomi dan musik, mahir dalam ilmu pengobatan, dan tekun dalam studi-studi spekulatif seperti logika, filsafat alam, dan metafisika. Ia menyandarkan filsafat dan logikanya pada karya-karya Al Farabi dengan memberikan sejumlah tambahan-tambahan.

Filsafatnya di mulai dengan suatu asumsi bahwa materi itu tidak dapat bereksistensi tanpa adanya bentuk, sedangkan bentuk bisa bereksistensi dengan sendirinya, tanpa harus ada materi, pernyataan tersebut menurutnya salah. Menurut Ibnu bajjah materi dapat bereksistensi tanpa harus ada bentuk, ia menyatakan bahwa bentuk pertama merupakan suatu bentuk abstrak yang bereksistensi dalam materi yang dikatakan sebagai tidak mempunyai bentuk.


IBNU TUFAIL (506-581 H / 1110- 1185 M)
Seorang dokter, filsuf, ahli matematika yang sangat terkenal pada zaman daulah Muwahidun di Andalusia (Spanyol). dibarat di kenal dengan nama Abu Bacer.

Ibnu Thufail mempunyai kedudukan penting dalam perkembangan filsafat didunia Islam barat, karena posisinya sebagai penjelas dan pelanjut Ibn Bajjah dan perambah jalan untuk Ibn Rusyd (Ibn Bajjah mendekatkan filsafat diri Yunani dari timur, sedangkan Ibnu Rusyd mengantarkannya ke barat setelah diberi muatan Islam).

Menurutnya ada 2 jalan untuk mengenal tuhan, yaitu dengan jalan akal (falsafah) atau dengan jalan sya’riat. Kedua jalan itu tidak bertentangan, karena akhir dari filsafat adalah mengenal tuhan. Tujuan filsafat adalah bagaimana memperoleh kebahagiaan dengan jalan berhubungan dengan akal faal melalui pemikiran. Ada 2 jalan untuk memperoleh kebahagiaan yaitu pertama jalan tasauf batin seperti yang dibela Al Ghazali, dan jalan pemikiran dan perenungan, seperti yang ditempuh Al Farabi.


IBNU RUSYD (520-595 H / 1126-1198 M)

Seorang filsuf terkemuka (pemuka Averoisme), ahli hukum (fiqih) Maliki, seorang dokter, perintis ilmu jaringan (histologi) dan berjasa dalam penelitian pembuluh darah. Di barat ia dikenal dengan nama Aveross dan ajaran filsafatnya dinamakan Averoisme.

Lahir di Cordova, Andalusia (Spanyol sekarang) dari keluarga yang terkenal alim dalam ilmu fiqih di Andalusia

Ia terkenal sebagai orang yang sangat taat beragama dan salah seorang ahli hukum (fiqih) ternama, ia juga tekun belajar, tiada hari tanpa baca dan menulis. Dalam hidupnya hanya 2 malam yang dilewatinya tidak membaca dan menulis yaitu malam ketika ayahnya meninggal dan malam perkawinannya.

Ibn Rusyd adalah salah satu tokoh penting filsuf muslim yang memberi konstribusi sangat besar bagi gerakan renaisans dan pencerahan di Eropa. Ia merupakan inspirator gerakan renaisans awal eropa. Ia memainkan peranan penting dalam mempromosikan independensi akal pikiran, dokrin yang oleh Imanuel Kant (w. 1804 M) kemudian dianggap sebagai inti dari Aufklarung (pencerahan). Seperti kita ketahui, sejarah pemikiran dan filsafat barat sering menganggap Imanuel kant sebagai puncak dari era pencerahan yang terjadi di Eropa pada abad 18 M.
Ibn Rusyd adalah model bagi independensi akal pikiran sekaligus model bagi keberanian berpikir, khususnya dalam melawan pemikiran yang terlembagakan dalam instutusi agama. Keberaniannya mengkritik kemapanan otoritas kaum agama menginspirasi orang-orang Eropa abad ke 13 dan 14 M melakukan hal yang sama kepada kekuasaan gereja yang saat itu sangat mendominasi hampir seluruh aspek kehidupan mereka.
(lanjut)


(By Adeng Lukmantara

Sumber: Dari berbagai bku & artikel di Internet)


MENGENAL AHLI GEOGRAFI, PENJELAJAH, AHLI NAVIGASI DALAM PERADABAN ISLAM KLASIK



AL YA’QUBI (w. 284 H / 897 M)

Seorang pengembara, sejarawan dan ahli geografi yang terkenal, yang hidup di Baghdad pada masa khalifah Al Mu’tamid (mp. 257-279 H / 870-892 M) dari dinasti Abbasiyah.

Ia banyak melakukan pengembaraan panjang di Armenia, Transoxiana (Asia Tengah), Persia, India, Mesir, Hijaz, dan Afrika Utara. Dalam penjelajahannya ini, ia mengumpulkan banyak informasi sejarah dan geografi. Dan karya kisah perjalanannya Kitab Al Buldan (Buku negeri negeri) merupakan kitab paling berharga dalam bentuk karya rihlah (pengembaraan dan geografi). Buku ini diterbitkan kembali di Leiden, Belanda) pada tahun 1883 M dengan judul Ibn Waddih Qui Dictur Al Ya’qubi Historie).


IBN KHURDAZEH (w. 893 atau 911 M)

Seorang ahli geografi (ilmu bumi) berkebangsaan Persia. Ia pantas disebut bapak geografi karena ia telah meletakan dasadasar dan metode penulisan geografi (dalam bahasa Arab).

Ia menerbitkan seri laporan perjalanannya dengan nama Al Masalik wa al Mamalik (Tentang jalan-jalan dan negara-negara), yang isinya menyangkut topografi (ilmu pemetaan) yang telah dimamfaatkan oleh ahli-ahli geografi setelahnya: Ibn al Faqih, ibn Hawqal, Hafiz Abdul ghani al Maqdisi.


ABU ZAID AL BALKHI (w. 322 H / 934 M)

Seorang ahli geografi dan juga filsuf, dan salah seorang murid Al Kindi yang terkenal. Ia telah melakukan perjalanan pada paruh pertama kariernya ke Irak, tempat ia menghabiskan waktunya selama 8 tahun dan belajar kepada filsuf, Ibn Ishaq al kindi. Ia kemudian kembali ke daerah asalnya, Balkh, tempat ia menulis secara ekstensif dalam banyak bidang, termasuk filsafat, sains dan topik-topik kesastraan, disamping agama dan teologi.

Para sarjana modern lebih mengenal Al Balkhi karena karya geografinya. Padahal karya Al balkhi meliputi berbagai bidang. Karyanya, suatu risalah tentang kedokteran dan etika yang berjudul Mashalih al Abdan wa al Anfus, masih ada hingga kini.

Dalam bidang filsafat, Abu Hayan Al tauhidi dalam karyanya Taqrizh al Jahizh memuji Al Balkhi sebagai seorang yang istimewa dalam mengkombinasikan filsafat dan hukum (syari’at).


ABU DULAF AL KHADRAZI (Abad 10 M)

Penjelajah dunia yang terkenal. Penyair Arab, dan terkenal juga sebagai ahli mineralogi (ahli ilmu logam).

Ia pernah mempersembahkan karyanya (2 buah) tentang geografi termasuk mineralogi terhadap 2 pengikutnya (tidak diketahui siapa). Diantara karyanya: Qashidah Sasaniyah.


AL MUQADISI (948 - 1000 M)

Seorang pengembara ulung, dan peletak dasar-dasar baru geografi. Shprenger (seorang orientalis) menganggapnya Al Maqdisi sebagai ahli geografi ulung. Sedang menurut Romez (seorang orientalis), bahwa Al Maqdisi memiliki orisinalitas yang lebih dibandingkan dengan ahli-ahli geografi lainnya.

Ia ilmuwan futuristik dengan karya-karya ilmiyah yang orsinil (terutama dalam geografi) sehingga dirinya berhak dianggap sebagai peletak dasar-dasar baru geografi Arab dan memberinya makna baru pula pada wilayah yang lebih luas. Ia yakin, geografi bukanlah ilmu yang diperoleh lewat dengan analogi / qiyas, tetapi melalui observasi langsung dan informasi dari tangan pertama.


MUHAMMAD AL IDRISI (1100-1166 M)

Kartografer, geografer dan pengembara Arab yang pernah tinggal di Sisilian pada masa raja Roger II. Ia seorang yang berusaha menggabungkan antara ilmu bumi (geografi) dan ilmu falak (astronomi). Untuk penelitiannya ia pernah ke Sicilia dan menghadiahkan bola bumi (Globe) yang terbuat dari perak kepada raja Rogier II (mp 1129-1140 M).

Sebelum mengunjungi Lisabon, spanyol, Pantai Prancis, dan Inggris, ia menuju Asia Kecil dan pulau Sicilia hingga sampai imperium Rogier II di Palermo. Akhirnya Al Idrisi dan Roger II menjalin hubungan yang sangat erat hingga akhir hayat Roger II pada tahun 1154 M. lalu Al Idrisi kembali ke kampung halamannya di Sabtah dan meninggal di sana pada tahun 1166 M.


IBN GHALIB (w. 571 H / 1176 M)

Pakar sejarah dan geografi Andalusia, yang mengarang sejarah Spanyol (Andalusia).

Diantara karyanya, antara lain: Fahrat al Anfus fi Tarikh al andalus. Teks aslinya telah hilang, tetapi ringkasannya telah dicetak ulang oleh Makari, Ibn sad, Ibn al Khatib, dan lain-lain. Dan juga Ta’liq Muntaha min fahrat al Anfus fi tarikh al Andalus, buku ini tercatat sebagai karya besar tentang Andalusia (Spanyol).


IBN JUBAIR (1135-1217 M)

Seorang pengembara Andalusia (Spanyol), dimana buku tentang pengembaraannya dianggap sebagai puncak karya seni sastra pengembaraan bangsa Arab yang tiada tandingnya. Pengembaraanya membawa kedudukan yang terhormat dalam ilmu geografi. Ia adalah seorang penulis dan penyair yang bekerja pada penguasa Granada dan dinasti Al Muwahiddun.

Diantara karyanya yang terkenal adalah Rihlah Ibn Jubair, merupakan kisah perjalanannya yang pertama. Karyanya ini banyak dirujuk oleh para ahli geografi sesudahnya , antara lain : Al Abdari, Ibn Bathuthah, Ibn Khatib, Al Maqrizi, Al Mugni Al Tilmaasani, dan lain-lain.


YAQUT AL HAMAWI (1179-1229 M)

Seorang ahli geografi dan penulis ensiklopedia geografi terpenting dalam sejarah sastra Arab.

Yaqut membuat buku (2 buah mu’jam) rujukan umum yang berisi materi geografi yang di kenal di zamannya, yaitu: Mu’jam Al Udaba, buku ini mencakup materi sejarah peradaban dunia Islam dan para pengarang besar bangsa-bangsa Arab di zamannya. Dan juga Mu’jam Al Buldan (Indeks tentang negeri-negeri), buku geografi yang berbahasa Arab terbaik diabad pertengahan.


IBN SHADAD (613-684 H / 1217-1285 M)

Ahli fiqih (hukum) ternama, seorang sejarawan dan pengembara.. Ia termasyhur juga sebagai pakar topografi (peta nama-nama tempat) dan sejarah, sekaligus sebagai penulis handal dikedua disiplin ilmu tersebut.

Diantara karyanya yang terkenal adalah Al Alak al Khatira fi Dzikr Umara al Sha’in wa’l Jazira, merupakan topografi sejarah kota-kota Mesir, Syiria dan Jazira. Kitab ini selesai tahun 671/1273 M dan 680/1982 M.


(lanjut....)

By Adeng Lukmantara
SumberL Dari berbagai Sumber buku & Internet