Daftar Blog Saya

Minggu, 22 Agustus 2010

MENGENAL AHLI TAFSIR DALAM PERADABAN ISLAM


Ahli Tafsir Era Tabi'in (Generasi setelah sahabat)

Seorang ulama besar, Sufyan ats Tsaury berkata:"Amblillah tafsir dari 4 orang, yakni: Sa'id ibn Zubair, Mujahid, Ikrimah dan ad Dhahak."

1. Sa'id ibn Zubair (w. 95 H)
Seorang tabi'in, periwayat hadits yang berkedudukan di Kufah. Ia juga merupakan ahli tafsir dan murid dari Ibn Abbas. Menurut Qatadah, Sa'id ibn Zubair merupakan orang yang paling alim dalam bidang tafsir Al Qur'an.

2. Mujahid ibn Jabir (w.103 H)
Seorang tabi'in dari Mekah dan ahli dalam bidang tafsir dan salah seorang murid dari Ibn Abbas. Ia merupakan seorang penyusun kitab tafsir terkemuka dikalangan tabi'in, dan termasuk penulis kitab tafsir pertama yang menyusun tafsir Al Qur'an dengan metode tafsir bi ra'yi(tafsir dengan nalar)

3. Ikrimah (w.105 H)
Seorang tabi'in dari Mekah dan ahli dalam tafsir. Ia merupakan bekas sahaya dari Ibn Abbas dan menjadi muridnya. Kedekatannya dengan Ibn Abbas menjadikannya menjadi salah seorang ahli tafsir terkemuka di kalangan tabi'in.


(lanjut...............)



Jumat, 20 Agustus 2010

MENGENAL PARA PENYAIR TERKENAL DALAM PERADABAN ISLAM

Peradaban Islam klasik dihiasai oleh para penyair yang jenius dalam mengungkap pemikiran-pemikirannya. Diantara para penyair terkemuka tersebut, yaitu:

1. Abu Nawas (w. 814 M)
Abu Nawas, atau nama sebenarnya Abu Nuwas Al Hasan bin Hani Al Hakimi adalah seorang penyair arab termasyhur dan kontroversial di era Khalifah Harun Al Rasyid dari dinasti Abbasiyah di Baghdad. Ia merupakan tokoh jenaka yang tiada duanya dalam peradaban Islam. Dari kisahnya (baik perkataan & perbuatannya) yang lucu dan kadang konyol menandakan bahwa ia adalah tokoh yang sangat jenius, yang tidak ada bandingannya dalam sejarah.
Ia banyak menulis puisi / syair dengan tema yang bermacam-macam: pujian (madah), satire (hija'), kehidupan zahud (zuhdiyat), senda gurau (mujuniyat) bahkan Khamriyyat dan Ghazaliyah. Manuskrip (tulisan tangannya) masih ada hingga kini dan tersimpan di perpustakaan Berlin (jerman), Wina (Austria), Leiden, Bodliana dan Mosul (Irak).


2. Abu Al Atahiyah (w. 828 M)
Seorang penyair zuhud sezaman dengan Abu Nawas. Ia terkenal akan kezuhudannya, dengan syair-syairnya ia banak memberikan peringatan-peringatan yang jujur kepada penguasa waktu itu ( khalifah Harun Ar Rasyid), sehingga kadang sang khalifah tersedu-sedu mendengar ajaran yang diberikan lewat sair-sairnya.


3. Abu Tammam (w. 845 M)
Penyair terkemuka di era khalifah Al Ma'mun (putra Harun al Rasyid) dari dinasti Abbasiyyah. Ia banyak melakukan penelitian terhadap syair-syair Arab klasik yang kmudian dibukukan dengan judul Al Hamasa. Usahanya ini kemudian menarik minat penair-penyair Arab lainnya seperti Al Bustury dan lain-lain.

4. Summun (w.913 M)
Nama sebenarnya adalah Abul Hasan Summun AbdullaHamzah Al khawas. Ia merupakan seorang pujangga sufi ang digelari sipecinta, karena tema khutbah dan sajak-sajaknya terutama mengenai cinta mistis atau kerohanian.

5. Abu Firas (abad10 M)
Seorang penyair dan merupakan saudar sepupu penguasa Hamdaniyah di Allepo, Saif al Daulah. Ia banyak memuji kebaikan bangsa Arab yang dapat dibanggakan berkenaan dengan kesatriaan mereka.
Ia sering menyertai berbagai peperangan bersama sepupunya, Saif Al daulah, melawan Romawi, dan pernah ditangkap 2 kali dan dipenjara di Byzantium (Romawi), dan memperoleh pembebasa ketika ada pertukaran tawanan.
Karya syairnya yang terkenal 'Rumiyyat' menggambarkan periode kehidupannyya sebagai seorang tawanan di Bzantium.

6. Abu al Hasan al Badihi (abad 10 M)
Seorang penyair yang produktif dan seorang pengembara. Nama sebenarnya adalah Abu al Hasan Ali ibn Muhammad al badihi. Nama al badihi berarti spontanitas, atau pembuat sesuatu seadanya, membuat dirinya menjadi obyek tertawaan yang tidak dapat dihindari.
Pengaruh kefilsafatan al badihi dapat dilihat dari nasehatnya kepada penair Abu al Salm supaa berbicara alami dan menghilangkan takaluf (mannerism) " Kejarlah arti (ma'na niscaa ekspresi (lafdz) akan mengikutimu."

(lanjut............)

Senin, 16 Agustus 2010

MUKADIMAH

Islam adalah rahmatan lil 'alamin , rahmat bagi sekalian alam. Dalam perjalanan sejarah, risalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, pada abad ke-7 M, telah membuat revolusi sejarah yang sangat spektakuler dan menakjubkan. Kemudian panji-panji Islam dibawa oleh generasi ke generasi berikutnya dengan kepercayaan diri yang tinggi, sehingga mencapai puncak peradaban yang sangat mengagumkan di era peradaban Islam klasik (abad 7 s/d 12 M).

Tetapi seiring dengan distorsi pemahaman dan penyempitan wacana serta upaya-upaya mematikan ijtihad (kreatifitas) , disamping berkembangnya budaya taklid, dan kebiasaan agama yang tidak berilmu, maka lambat laun umat Islam mengalami kemundurannya, dan terasing dari peradaban dunia. Dengan demikian umat Islam sangat gampang untuk dikuasai, dan akhirnya hampir seluruh imperium Islam terjebak menjadi bangsa-bangsa terjajah.

Kebodohan, taklid dan tidak kreatif adalah ciri-ciri bangsa terbelakang, dan sangat susah menjadi bangsa maju. Kebodohan dan pembodohan adalah cara-cara bangsa terjajah untuk mempertahankan tradisi nenek moyangnya. Taklid dan kebiasaan tidak berilmu adalah kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak kreatif, yang bermasa depan suram dan tidak akan bisa bersaing dimasa depan.

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama pencerahan, yang menentang berbagai bentuk pembodohan dan kebodohan, serta upaya mempertahankan berbagai bentuk kebodohan (dikala nabi hal demikian bernama jahiliyah (kebodohan)). Jahiliah adalah musuh utama umat Islam. Jahil artinya bodoh, berarti juga tidak berilmu. Jadi Islam sangat menentang suatu kebiasaan tidak berilmu, berbagai taklid yang tidak berdasar, yang membuat pikiran jadi jumud (beku), anti kritik dan anti kemajuan.

Biarkanlah generasi lama mempertahankan budaya jahiliyah (bentuk kebodohan dan pembodohan), sebagai konsekwensi bangsa terjajah selama ratusan tahun. tetapi generasi muslim ke depan, generasi baru muslim harus bisa menunjukan dengan ilmu, harus membangkitkan kembali peran-peran ilmu dalam kehidupan. Dan melakukan pencerahan baik pada diri sendiri maupun pada keluarga, karena bagaimanapun kita harus berubah, dan berubah untuk membangun peradaban Islam ke depan yang telah lama hilang.

Belajar dari masa lalu adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukan peran-peran kita ke depan. Dengan adanya perbandingan diharapkan kita akan bisa menilai peran apa dan seberapa besar peran kita terhadap peradaban Islam.

Demikian tulisan dan blog ini dibuat, karena bagaimanapun peradaban masa depan kitalah yang harus memainkan peranan, meskipun hanya bagian kecil dari itu. Penyadaran baru harus dibangun dan merupakan tanggung jawab insan yang memang harus berubah menuju kepada yang lebih baik.

Blog ini setidaknya ingin memberikan pada makna suatu ungkapan, "jika tidak bisa membuat sejarah maka jadilah penulis sejarah, atau buat sejarah untuk membuat orang membuat sejarah" yang maknanya juga bisa berarti bahwa blog ini adalah ikut sertanya dalam upaya membuat sejarah-sejarah baru bagi peradaban Islam ke depan, meskipun teramat sedikit. Setidaknya dengan mengingatkan kembali begitu luasnya wacana Islam tradisi klasik  dalam berbagai ilmu dan aspek kehidupan, untuk perbandiingan ke depan.

Wassalam

Sabtu, 14 Agustus 2010

MENGENAL PARA PAKAR FIQIH (HUKUM ISLAM) DALAM PERADABAN ISLAM



AL YA’QUBI (w. 284 H / 897 M)

Seorang pengembara, sejarawan dan ahli geografi yang terkenal, yang hidup di Baghdad pada masa khalifah Al Mu’tamid (mp. 257-279 H / 870-892 M) dari dinasti Abbasiyah.

Ia banyak melakukan pengembaraan panjang di Armenia, Transoxiana (Asia Tengah), Persia, India, Mesir, Hijaz, dan Afrika Utara. Dalam penjelajahannya ini, ia mengumpulkan banyak informasi sejarah dan geografi. Dan karya kisah perjalanannya Kitab Al Buldan (Buku negeri negeri) merupakan kitab paling berharga dalam bentuk karya rihlah (pengembaraan dan geografi). Buku ini diterbitkan kembali di Leiden, Belanda) pada tahun 1883 M dengan judul Ibn Waddih Qui Dictur Al Ya’qubi Historie).


IBN KHURDAZEH (w. 893 atau 911 M)

Seorang ahli geografi (ilmu bumi) berkebangsaan Persia. Ia pantas disebut bapak geografi karena ia telah meletakan dasadasar dan metode penulisan geografi (dalam bahasa Arab).

Ia menerbitkan seri laporan perjalanannya dengan nama Al Masalik wa al Mamalik (Tentang jalan-jalan dan negara-negara), yang isinya menyangkut topografi (ilmu pemetaan) yang telah dimamfaatkan oleh ahli-ahli geografi setelahnya: Ibn al Faqih, ibn Hawqal, Hafiz Abdul ghani al Maqdisi.


ABU ZAID AL BALKHI (w. 322 H / 934 M)

Seorang ahli geografi dan juga filsuf, dan salah seorang murid Al Kindi yang terkenal. Ia telah melakukan perjalanan pada paruh pertama kariernya ke Irak, tempat ia menghabiskan waktunya selama 8 tahun dan belajar kepada filsuf, Ibn Ishaq al kindi. Ia kemudian kembali ke daerah asalnya, Balkh, tempat ia menulis secara ekstensif dalam banyak bidang, termasuk filsafat, sains dan topik-topik kesastraan, disamping agama dan teologi.

Para sarjana modern lebih mengenal Al Balkhi karena karya geografinya. Padahal karya Al balkhi meliputi berbagai bidang. Karyanya, suatu risalah tentang kedokteran dan etika yang berjudul Mashalih al Abdan wa al Anfus, masih ada hingga kini.

Dalam bidang filsafat, Abu Hayan Al tauhidi dalam karyanya Taqrizh al Jahizh memuji Al Balkhi sebagai seorang yang istimewa dalam mengkombinasikan filsafat dan hukum (syari’at).


ABU DULAF AL KHADRAZI (Abad 10 M)

Penjelajah dunia yang terkenal. Penyair Arab, dan terkenal juga sebagai ahli mineralogi (ahli ilmu logam).

Ia pernah mempersembahkan karyanya (2 buah) tentang geografi termasuk mineralogi terhadap 2 pengikutnya (tidak diketahui siapa). Diantara karyanya: Qashidah Sasaniyah.


AL MUQADISI (948 - 1000 M)

Seorang pengembara ulung, dan peletak dasar-dasar baru geografi. Shprenger (seorang orientalis) menganggapnya Al Maqdisi sebagai ahli geografi ulung. Sedang menurut Romez (seorang orientalis), bahwa Al Maqdisi memiliki orisinalitas yang lebih dibandingkan dengan ahli-ahli geografi lainnya.

Ia ilmuwan futuristik dengan karya-karya ilmiyah yang orsinil (terutama dalam geografi) sehingga dirinya berhak dianggap sebagai peletak dasar-dasar baru geografi Arab dan memberinya makna baru pula pada wilayah yang lebih luas. Ia yakin, geografi bukanlah ilmu yang diperoleh lewat dengan analogi / qiyas, tetapi melalui observasi langsung dan informasi dari tangan pertama.


MUHAMMAD AL IDRISI (1100-1166 M)

Kartografer, geografer dan pengembara Arab yang pernah tinggal di Sisilian pada masa raja Roger II. Ia seorang yang berusaha menggabungkan antara ilmu bumi (geografi) dan ilmu falak (astronomi). Untuk penelitiannya ia pernah ke Sicilia dan menghadiahkan bola bumi (Globe) yang terbuat dari perak kepada raja Rogier II (mp 1129-1140 M).

Sebelum mengunjungi Lisabon, spanyol, Pantai Prancis, dan Inggris, ia menuju Asia Kecil dan pulau Sicilia hingga sampai imperium Rogier II di Palermo. Akhirnya Al Idrisi dan Roger II menjalin hubungan yang sangat erat hingga akhir hayat Roger II pada tahun 1154 M. lalu Al Idrisi kembali ke kampung halamannya di Sabtah dan meninggal di sana pada tahun 1166 M.


IBN GHALIB (w. 571 H / 1176 M)

Pakar sejarah dan geografi Andalusia, yang mengarang sejarah Spanyol (Andalusia).

Diantara karyanya, antara lain: Fahrat al Anfus fi Tarikh al andalus. Teks aslinya telah hilang, tetapi ringkasannya telah dicetak ulang oleh Makari, Ibn sad, Ibn al Khatib, dan lain-lain. Dan juga Ta’liq Muntaha min fahrat al Anfus fi tarikh al Andalus, buku ini tercatat sebagai karya besar tentang Andalusia (Spanyol).


IBN JUBAIR (1135-1217 M)

Seorang pengembara Andalusia (Spanyol), dimana buku tentang pengembaraannya dianggap sebagai puncak karya seni sastra pengembaraan bangsa Arab yang tiada tandingnya. Pengembaraanya membawa kedudukan yang terhormat dalam ilmu geografi. Ia adalah seorang penulis dan penyair yang bekerja pada penguasa Granada dan dinasti Al Muwahiddun.

Diantara karyanya yang terkenal adalah Rihlah Ibn Jubair, merupakan kisah perjalanannya yang pertama. Karyanya ini banyak dirujuk oleh para ahli geografi sesudahnya , antara lain : Al Abdari, Ibn Bathuthah, Ibn Khatib, Al Maqrizi, Al Mugni Al Tilmaasani, dan lain-lain.


YAQUT AL HAMAWI (1179-1229 M)

Seorang ahli geografi dan penulis ensiklopedia geografi terpenting dalam sejarah sastra Arab.

Yaqut membuat buku (2 buah mu’jam) rujukan umum yang berisi materi geografi yang di kenal di zamannya, yaitu: Mu’jam Al Udaba, buku ini mencakup materi sejarah peradaban dunia Islam dan para pengarang besar bangsa-bangsa Arab di zamannya. Dan juga Mu’jam Al Buldan (Indeks tentang negeri-negeri), buku geografi yang berbahasa Arab terbaik diabad pertengahan.


IBN SHADAD (613-684 H / 1217-1285 M)

Ahli fiqih (hukum) ternama, seorang sejarawan dan pengembara.. Ia termasyhur juga sebagai pakar topografi (peta nama-nama tempat) dan sejarah, sekaligus sebagai penulis handal dikedua disiplin ilmu tersebut.

Diantara karyanya yang terkenal adalah Al Alak al Khatira fi Dzikr Umara al Sha’in wa’l Jazira, merupakan topografi sejarah kota-kota Mesir, Syiria dan Jazira. Kitab ini selesai tahun 671/1273 M dan 680/1982 M.


(lanjut....)

By Adeng Lukmantara
SumberL Dari berbagai Sumber buku & Internet

MENGENAL TOKOH AHLI ZUHUD DALAM PERADABAN ISLAM

Dalam sejarah peradaban Islam, banyak tokoh meskipun mempunyai kekayaan yang melimpah tetapi menerapkan hidup yang sangat sederhana dan kecenderungan ibadah yang melebihi orang kebanyakan. Dalam sejarah peradaban Islam tokoh yang demikian disebut dengan zahid, atau ahli zuhud.
Diantara tokoh zuhud yang banyak menjadi sandaran kaum sufi berikutnya, diantaranya:

1. Abu Dzar Al Ghifari
Abu Dzar al Ghifari adalah sahabat Rasulullah yang terkenal akan kezuhudannya. Bahkan diakhir hidupnya, ia dibuang sebagai akibat kritikannya terhadap kemegahan dunia.


2. Sa'id Ibn Musayyab (w. 94 H)
Seorang zahid di kalangan tabi'in. Ia terkenal akan kewara'aan, kezuhudan dan keluasan ilmu pengetahuannya di bidang hadits dan fiqih (hukum Islam).
Ia merupakan menantu dari sahabat Nabi dan perawi hadits, Abu Hurairah. Pada diri Sa'id terkumpul kealiman dalam bidang hadits dan fiqih disamping dalam bidang ibadah, kezuhudan dan akhlak mulia.


3. Ali Zainal Abidin (w. 95 H/ 713 M)
Penghulu ahlul bayt, seorang ahli ibadah yang tiada taranya. Ia adalah satu-satunya putra Husein bin Ali yang selamat dari pembantaian di Karbala oleh Bani Umayah.
Ia merupakan cucu dari Ali Bin Abi Thalib, anak dari Husein bin Ali, atau cicit Nabi Muhammad SAW. Ia terkenal dengan julukan zainal abidin , karena sangat ahli dalam ibadah.

4. Hasan Al Bashry (w. 110 H/ 728 M)
Seorang tabi'in terkemuka dalam ilmu pengetahuan islam ....(lihat Mengenal para pemikir sufi)

5. Sufyan ats Tsaury (w.161 H/ 778 M)
Seorang mujtahid besar, faqih, ulama hadits yang utama dan zahid yang jarang tandingannya. Ia terkenal akan pendiriannya yang kuat, tidak mau mendekati penguasa. Bahakn dalam mencari nafkah, ia berniaga (dagang) dan berusaha sendiri. Ia sangat menjaga gengsi, jangan sampai mengemis kepada para penguasa dan orang-orang.

6. Malik Bin Dinar (w. 171 H)
Tokoh zahid asal Bashrah. Ia merupakan murid dai Hasan al Bashry. Meskipun terkenal sebagai seorang ulama besar, menurut imam Asy Sya'rani, ia tetap makan dari hasil kerjanya mengambil pelepah kurma, dan dirumahnya tidak ada apa-apa kecuali mushaf al qur'an, kendi dan tikar.
Salah satu ungkapan yang terkenal darinya:" Seandainya seseorang mempelajari ilmu untuk diamalkan, ilmunya akan berkembang, tetapi kalau ia mencari ilmu bukan untuk diamalkan. Ia akan bertambah keji, sombong dan merendahkan kaum awam."


7. Abdullah ibn Mubarak (w. 181 H)
Seorang alim dalam bidang hadits, fiqih dan tarikh (sejarah) asal Khurasan. Disamping itu, ia terkenal seorang ahli ibadah, ahli zuhud, dermawan dan sangat cinta jihad.
Karena kedermawanannya, ia kononlebih dihormati daripada khalifah. Hal ini terjadi ketika Khalifah Harun al Rasyid yang terkenal berkunjung ke kota Riqqah. Orang menyambutnya begitu antusias daripada kedatangan sang khalifah yang terkenal itu.
Salah satu pemikirannya ang terpenting, menurutnya rusaknya kehidupan itu disebabkan 3 perkara:
  • Penguasa zhalim angtidak bertakhim kepada kitab Allah dan Sunnah Rasulullah
  • Ulama Suu' (ulama bejad) yang keluar dari batasan syari'at, karena fatwanya yang menyesatkan.
  • Ahli ibadah yang bodoh, yang mereka keluar dari sunnah Rasulullah dengan membuat ritual-ritual baru (bid'ah).

8. Rabi'ah al Adawiyah (w. 185 H/ 796 M)
(lihat Mengenal para pemikir sufi)


9. Fudhail bin 'Ayadh (w. 197 H)
Seorang zahid besar yang hidup di era Khalifah Harun al Rasyid dari dinasti Abbasiah di Baghdad. Dalam bidang hadits ia dianggap imam sunnah yang baik, yang banyak diambil haditsnya oleh Imam Al Bukhary, Nasa'i dan Muslim.
Pada awalnya ia seorang penjahat besar, seorang durjana yang tersesat nafsu muda. Tetapi ketika, ia sedang mengintip, mendengar seorang perempuan muda sedang membaca Al Qur'an yang artinya berbunyi:" Belumlah datang masanya bagi orang yang beriman akan menundukan hatinya, karena ingat akan tuhan, dan kebenaran yang diturunkannya.?"
Mendengar ayat tersebut, gemetarlah tubuhnya, dan akhirnya ia tobat, dan kemudian berguru kepada Ja'far ash Shadiq, dan menjadi zahid besar yang sangat dihormati oleh Khalifah Harun ar Rasyid.

10. Abu Al Atahiyah (w. 828 M)
Seorang penyair terkemuka yang hidup sezaman dengan penyair jenius, Abu Nawas. Sajak-sajaknya sangat unik dan filosofis.
Ia dikenal sebagai penyair zuhud yang terkenal di era Khalifah Harun al Rasyid, dari dinasti Abbasiyah di Baghdad, dan sering mengingatkan khalifah apabila lalai.
Apabila sang khalifah sudah sampai kegembiraan sehingga lupa akan kewajibannya dan kemiskinan rakyat, ia dengan sairnya memberikan peringatan-peringatan, sehingga kadang Sang Khalifah tersedu-sedu mendengarkan ajaran yang diberikannya,


11. Ibrahim ibn Adham (w. 894 M)
Seorang sufi yang mengambil jalan revolusioner dari seorang penguasa yang berlimpah ruah kekayaan dan kesenangan menjadi seorang papa yang hanya mengabdi pada tuhan-Nya.
Pada awalnya ia seorang raja (penguasa) di Balkh ang selalu bergelimang dengan harta dan kemewahan. Tetapi pada suatu hari pembantunya yang membersihkan peraduannya (tempat tidur raja) ketiduran diperaduannya tersebut, Ketika hal ini diketahui oleh Ibrahim ibn Adham (sang raja), maka ia sangat marah sekali, dan sang pembantupun mendapat hukuman cambukan berkali-kali.
Pada awalnya sipembatu itu ketakutam, tetapi dengan lugas ia berkata:" Tuanku hamba sukarlah sekali tidur, walau hanya sekejap diperaduan tuanku, tatkala hamba merasakan 3 atau 4 kali cambukan mendera tubuh hamba yang lemah ini. Tidak hamba bayangkan hukuman apa yang tuan peroleh dari Tuahn, karena meniduri peradun ini setiap malam."
Mendengar perkataan sang pembatu itu ia terkesima dan membukakan hatinya. Maka ia kemudian meninggalkan semua kemewahannhya, dan memulai hidup ketat dan berguru Abu Yazid al Bustami.
Setelah selesai berguru, ia kemudian pergi ke Siri dengan mencari nafkah dengan bekerja sendiri untuk membiayai hidupnya.


(lanjut.........................)

Kamis, 12 Agustus 2010

MENGENAL SEJARAWAN DALAM PERADABAN ISLAM

Salah satu warisan terpenting dalam peradaban islam klasik adalah dalam bidang sejarah. Peradaban Islam telah melahirkan sejarawan-sejarawan yang sangat mengagumkan yang mencatat kejadian-kejadian sebelum dan pada zaman diamana ia hudup.
Diantaranya sejarawan tersebut, antara lain:

1. Abu Mikhnaf (w. 157 H/ 774 M)
Salah seorang sejarawan muslim awal terbaik. Ia adalah sejarawan yang pertama yang memberikan ulasan konfrehensif tentang tragedi Karbala. Karyanya Maqtal al Husein, manuskripnya masih ada dan tersimpan di Gotha, Berlin, Leiden dan St Petersburg.


2. Al Waqidi (w.207 H/ 823 M)
Seorang ahli sejarah muslim generasi pertama, dan penulis besar sejarah Nabi Muhammad SAW. Ia termasuk sebagai seorang ang paling ahli dalam sejarah Islam disamping tokoh ilmu rijal.
Ia telah menulis sekitar 28 buku dalam bidang Al Qur'an, hadits, fiqih, dan sejarah. Semua karyanya tidak tersisa kecuali Kitab al Maghazi.
Dalam bidang sejarah, ia telah menerapkan metodologi penulisan sejarah secara ilmiyah. Kitab al Maghazi mencerminkan hal tersebut. Ia memulaina dengan daftar panjang para rijal yang menjadi sumber informasi...........


3.Ibn Hisyam (w. 218 H/ 833 M)
Ahli sejarah Nabi Muhammad. Ia berusaha menusun sejarah Nabi Muhammad SAW secara luas dan sistematis.
Karyanya yang terkenal " Sirah Ibn Hisyam" adalah kitab / buku sejarah nabi Muhammad yang ditulis generasi awal yang dapat ditemukan hingga kini.


4. Muhammad ibn Sa'd (w. 230 H/ 844 M)
Seorang ahli sejarah dan juga ahli hadits, pengarang kitab At Tabaqatu'l Kubro, ang merupakan salah satu kitab terpenting dalam sejarah mengenai rijalul hadits.


5. Al Balajuri (w. 279 H/ 892 M)
Seorang sejarawan istana pada zaman kekhalifahan dinasti Abbasiyah di Baghdad. Karyanya Kitab Futuh al Buldan, membahas sejarah ekspansi kaum muslim ke negeri-negeri timur dan barat. Ia juga menulis buku besar silsilah, yang berjudul Kitab Akhbar al Anshab, suatu manuskrip 2464 halaman.


6. Ibn Qutiya (w.927 M)

Seorang ahli sejarah dari Andalusia, Spanyol Islam, penulsi kitab Tarikh Iftitah al Andalus. Kitab ini berisi tentang sejarah penaklukan Andalusia (Spanol) hingga awal kekuasaan Khalifah Abdurrahman III dari dinasti Umayah di Spanyol.


7. Al Mas'udi (w. 957 M)
Seorang pengembara terkenal, tokoh sains yang jenius, dan ahli dalam sejarah. Oleh Ibn Khalikan (seorang sejarawan terkenal), ia digelari Imam Al Mu'arrikkhin (pemimpin para sejarawan).
Dalam bidang sejarah bia meninggalkan sumbangan yang besar yang tak ternilai harganya. Dalam bidang sejarah, ia termasuk pembaharu dalam model penulisan sejarah, yang memperkenalkan metode secara orsinil penulisan sejarah, dengan memperkenalkan studi kritis pada kejadian-kejadian historis.


(lanjut...........)

Rabu, 11 Agustus 2010

MENGENAL PENULIS BUKU DAN SEJARAH SUFI YANG TERKENAL

Setelah tasauf berkembang dan  menjadi suatu ilmu tersendiri daalam peradaban Islam, maka ada beberapa ulama tasauf yang mencoba mebuat suatu teori tahapan tahapan yang dialami oleh seorang yang menjaalani hidup sebagai seorang sufi, dan juga mencatat biografi di kalangan ini termasuk pemikirannya dan karya kaaryanya, dalam suatu karya khusus mengenai pemikiran sufi.

Diantara penulis-penulis teori dan buku sejarah  tasauf tersebut, antara lain:

1. Abu Nasr As Sarraj At Thusi (w. 378 H/ 988 M)

Seorang penulis kitab besar dan fundamentalis dalam tasauf, yang berjudul Al Luma. Ia  berasal dari kota Thus, Khurasan, Iran sekarang. Khurasan waktuitu dikenal sebagai salah satu daerah pusat perkembangan tasauf periode awal. Ia pernah belajar di berbagai kota peradaban islam waktu itu: Kairo, Baghdad, Damaskus, Ramlah, Dimyath, Bashrah, Tabriz, dan Nisyapur.

Dalam kitabnya ini, ia membahas tentang 7 maqamat (tingkatan) sepanjang jalan tasauf. Ia memulai pembahasannya dengan pemahaman konvensional mengenai maqam biasa, kemudian memperlakukan versi kedua yang dipraktekan oleh yang khusus (al Khashsh) dan kemudian terakhir dengan versi puncak yang dipraktekan oleh para arifin (al 'arif). Ke-7 maqam tersebut adalah: maqam tobat, maqam wara', maqa zuhud, maqam faqr, maqam sabar, maqam tawakal dan maqam ridha.

Dalam membahas tentang zuhud, ia memmbagi dalam 3 tingkatan yaitu: tingkatan mubtadi' (tingkat pemula), tingkat mutahaqqiq (tingkat orang yang mengenal hakekat zuhud), dan tingkat alim muyaqqin, orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai nilai, dunia dinilainya adalah sesautu yang melalaikan dari mengingat Allah.

2. Abu Bakar al kalabazi (w.380 H/ 990 M)

Seorang pakar hukum Hambali dan  teoritis tasauf, penulis kitab At Ta'arruf limadzhab Ahl at Tasawwuf (Pengantar ke arah madzhab madzhab Ali Tasauf). Kitab ini berisi 75 pasal yang menjelaskan ajaran dan pengalaman rohani sufi. Kitab ini kemudian menjadi pegangan bagi orang yang ingin mempelajari tasauf dizaman sesuadahnya. Menurut Syihabuudin Suhrawardi (w.587 H/ 1191 M) kalau bukan karena kitab At Ta'rruf, kita tidak akan mengenal tasauf.

Al kalabazi berasal dari Klabadz, suatu tempat di Bukhara, Ubzekistan. Meskipun seorang pakar hukum hambali, ia mempunyai minat besar terhadap masalah tasauf

3. Abu Thalib Al Makki (w.386 H)

Seorang sufi penulis 2 kitab sufi terkenal. Yang pertama adalah kitab 'Ilm al Qulub, yang sekarang ada di perpustakaan Kairo Mesir. Dan yang kedua adalah kitab Qutul Qulub fi Mu'amalatil Mahbub, suatu kitab yang sangat terkenal dalam dunia tasauf, dan menjadi panduan dan inspirasi bagi penulis tasauf yang datang kemudian, seperti Imam Al Ghazali.

Abu Thalib Al Makki lahir di Jabal (daerah antara Baghdad dan Wasith). Tetapi karena ia dibesarkan di mekah, karena itu ia kemudian terkenal dengan nama Al Makki.

4. Abdurrahman As Sulami Al Azdy (w. 412 H)

Seorang sufi yang disegani, zuhd dan wara'. Ia juga merupakan seorang sufi yang menulis kitab tafsir dalam tinjauan sufi (Kitab Haqaiq at Tafsir). Ia juga merupakan penulis kitab Thabaqat as Shufiyah, suatu kitab yang membahas sekitar 100 orang tokoh sufi terkemuka dizamannya. Kitab ini sangat berpengaruh pada sufi berikutnya seperti: Abu Nu'aim, Al Qusyairy dan lain-lain.

5. Abul Hasan al Hujwiri (w.465 H/ 1072 M)

Seorang sufi yang memainkan peranan penting dalam kehidupan spritual di anak benua India (Pakistan, India, Afghanistan).

Karya Al Hujwiri yang terkenal adalah Kasyful Mahjub. Kitab ini merupakan kitab pertama dalam bahasa persia yang membahas tasauf. Dalam kitab ini ia merinci pengalaman spiritualnya tentang kasf (pengalaman rohaninya)


(lanjut............................)

(by, Adeng Lukmantara

Sumber:

Wikipedia
Republika Online
dan lain lain

Senin, 02 Agustus 2010

MENGENAL PARA PEMIKIR SUFI & PEMIKIRANNYA DALAM PERADABAN ISLAM

Sufi adalah sebuah penyebutan untuk orang orang yang mendalami limu tasauf (sufisme).  Sedang tasauf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara  cara mensucikan jiwa, menjernihkan ahla, membangun dhahir dan batin serta memperoleh kebahagiaan yang abadi, demikian definisi  dalam wikipedia.

Pada awalnya tasauf berasal dari gerakan zuhud ( menjauhi hal duniawi). Karena kaum ini sering menggunakaan jubah atau khirqah yang terbuat dari suf (kain wol) yang biasa dikenakan para sufi di masa awal. Maka dikemudian hari kata  sufi kemudian menjadi istilah orang orang yang hidup  zuhud. Meskipun ada yang mengatakan bahwa sufi itu berasal dari kata shafa yang berarti kemurnia. Hal ini karena penekanan pada ilmu tasauf yang menaruh tekanan pada kemurnian hati dan jiwa.

Pada perkembangannya kemudian ilmu tasauf itu ada yang mengembangkannya secara teori,, sehingga muncul pemikir dalam ilmu ini (pemikir sufi), atau  ada yang menulis sejarah dan pemikiran tasauf, dan juga ada juga orang yang menulis tentang teori tasauf, dan sejarah para ahli tasauf.

Berikut adalah orang orang yang banyak diambil sejarah pribadinya yang zuhud dan pemikirannya  yang dianggap  dasar pemikiran dan sangat mempengaruhi pemikiran sufi diera berikutnya.Keleluasan ilmu dan sikap zuhudnya, menjadikan tokoh tokoh ini dianggap sebagai barometer awal dalam membahasa masalah sufi dan pemikirannya.

1. Hasan al Bashry (wafat. 110 H/ 728 M)

Seorang tabi'in terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan islam, terkenal kealimannya dalam bidang hadits, terkemuka juga dalam bidang tasauf. Ia berasal dari Bashrah, dan dipandang sebagai pemuka pemikir sufi.

Ia adalah zahid yang sangat masur dikalangan tabi'in, dan dipandang sebagai pemuka paham i'tizal. Beliaulah yang mula-mula menyediakan waktunya untuk memperbincangkan ilmu-ilmu tentang kebatinan, kemurnian akhlak, dan usaha untuk mensucikan jiwa.

Pemikirannyya dalam bidang tasauf adalah zhud terhadap dunia, menolak akan kemegahannya semata menuju Allah, tawakal, khauf (takut) dan rajaa' (penuh harapan). Menurutnya antara khauf dan rajaa' tidak boleh terpisah, jangan hanya semata-mata takut pada Allah, tetapi ikutilah ketakutan itu dengan pengharapan, takut akan murkanya, tetapi mengharap akan karunianya.

2. Rabi'ah al Adawiyah (wafat. 185 H/796 M)

Seorang zahid wanita terkemuka, yang berasal dari Bashrah. Ia sezaman dengan intelektual terkemuka, sufyan ats Tsauri. Ia terkenal dalam kalangan sufi, karena dialah yang pertama kali mengembangkan zuhud karena cinta.

Ia telah mengembangkan tingkat kehidupan zuhud yang direntangkan Imam Hasan al Bashry, yaitu khauf (takut) dan rajaa' (pengharapan), dinaikan olehnya kepada zuhud karena cinta. Cinta yang suci lebih tinggi daripada takut dan pengharapan, karena cinta suci murni, tidak mengharap apa-apa.


3.Ma'ruf al Karahi (w.200 H/ 816 M)

Seorang sufi besar dari Baghdad. Dalam bidang tasauf ia menambah hasil peroleh jiwa dari cinta, yaitu Thumaninah (ketentraman jiwa) karena cinta. Ketentraman jiwa itulah tujuan, karena kekayaan yang sebenarnya dan yang kekal, bukanlah harta benda, tetapi kekayaan hati. Dan kecilah segala urusan kebendaan dalam penglihatan mata hati.

Dia pula yang memberi kaiadah tasauf :" Tasauf adalah mengambil hakikat, putus asa dari apa yang di tangan sesama makhluk. Mabuk karena rindu dan cinta kepada tuhan, dan belum sadar dari kemabukan itu sebelum bertemu dia."


4. Abu Yazid al Bustami (w.261 H/877 M)

Seorang sufi besar dalam peradaban islam, dan dikenal sebagai pemuka thaifuriyah (thaifurisme). Ia terkenal akan ketinggian ilmunya, ahli fiqih mumpuni, tetapi karena kezuhudannya, ia lebih dikenal sebagai seorang sufi.

Pemikirannya dalam tasauf, ia menggabungkan penolakan kesenangan dunia yang ketat dan kepatuhan pada hukum agama dengan gaya intelektual yang luar biasa, serta renungan yang imajinatif.

Ia adalah orang ang pertama kali mencetuskan teori ang lebih inti lagi tentang hamba dan tuhan. Ia secara terang-terangan mengungkapkan as sakr (mabuk ketuhanan), al isq (rindu dendam) dan teori Al fana' wal baqa' (peleburan diri untuk mencapai keabadain dalam diri ilahi). Hal ini mengantarkanna kepada teori al ittihad (bersatunya hamba dan tuhan) atauh hulul. Seperti salah satu ungkapannnya:" Laisa fi'l jubbati ilallah." , yang berarti " yang ada dalam jubah ini hanya allah.

Bagi Al Bustami, seorang sufi yang sudah begitu dekat dengan tuhan akan lebur bersatu dengan-Nya, ketika itu yang diucapkan bukan lagi perkataannya sendiri melainkan perkataan tuhan.


5. Harits al Muhasibi (w.243 H/ 857 M)

Seorang sufi besar pendiri madrasah baghdadiyah dalam bidang tasauf. Ia mengembangkan psikologi moral yang paling ketat dan berpengaruh dalam tradisi tasauf.

Nama sebenarnya Abdullah al Harits ibn Asad al Bashri, tetapi terkenal dengan nama Al muhasibi, suatu kata yang berasal dari suatu konsep muhasiba yang berarti orang yang senantiasa menghitung atau memeriksa hati nurani, ang diakini Al Muhasibi seharusnya mengikat setiap orang. Seperti kata hikmah: " Hasibu anfusakum qabla antu hasibu" (Hitunglah (hisablah) kamu sendiri, sebelum kamu dihitung (dihisab)."

Tasauf al muhasibi didasarkan pada 2 pilar, yaitu menghisab diri sendiri (muhasabah) dan sekaligus menjadi gelarnya, dan kesediaan menanggung derita dan musibah demi tuhan, kekasih utamanya. Ujian keimanan yang sejati menurutnya ialah kerelaan untuk mati dan ketabahan (shabr) menanggung penderitaan ang sangat menyiksa.

6. Yahya bin Mu'adh ar razi (w.258 M)

Seorang sufi sezaman dengan Abu azid al Bustami. Ia banyak sekali membicarakan tentang fana, tentang wajd (rindu) dan sakr (mabuk) ketuhanan.

Yahya telah memulai memakai ilmu pengetahuan dalam menegakan paham tasauf, yang merupakan bahan terpenting ahli tasauf yang datang kemudian.

Pokok ajarannya ialah kelanjutan dari tasauf Rabi'ah al Adawiah yaitu cinta. Sari cintanya adalah tunduk dan menyerah bulat kepada Allah. Ketundukan dan penyerahan yang membuat jiwa senantiasa mendorong hendak mencapai derajat tinggi.


7. Zin Nun Al Mishri (w. 246 H/ 860 M)

Seorang sufi besar dari Mesir dan merupakan sufi pertama yang banyak memperkenalkan konsep ma'rifah dalam ilmu tasauf.

Ia adalah orang yang banyak sekali menambahkan jalan buat menuju Allah. Tujuannya adalah mencintai Allah, membenci yang sedikit, menuruti garis perintah yang diturunkan dan takut akan terpaling jalan,

8. Abul Hasan Surri assaqthi (w.253 H/ 874 M))

ahli sufi dari Baghdad, pemuka assuqtiyah, dan murid dari Ma'ruf al Kharahi (w.816 M). Ia adalah ulama berpengetahuan luas, yang sangat dimuliakan oleh orang Irak waktu itu.
Pada mulanya, ia seorang pedagang besar, kemudian berhenti berniaga, bertafakur, beribadah dan memperdalam tasauf.

Assaqti dianggap orang pertama kali mengupas soal tauhid dari segi tasauf, ang mula-mula memperkatakan tentang hakekat. Dan darinyalah keluaar ajaran maqamat (tingkat-tingkat) pengalaman yang dituruti jiwa dan tentang ahwaal.

9. Sahl bin Abdullah al Tustari (w. 273 H)

Seorang sufi yang pertama kali menulis tafsir Alqur'an dalam pandangan tasauf. Ia juga peletak dasar ajaran madzhab tasauf Salimiah.

Setidaknya ada 2 konstribusi Sahl yang paling orsinil yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran sufi berikutnya, yaitu teorinya mengenai perjanjian prakeabadian (mitsaq) dan nur muhammad.

10. Amr Makki (w.291 H)

Seorang sufi yang keras dan sangat menyukai syair kegirangan. Pada mulanyaa ia seorang muhadist (ahli hadits) yang keras, murid dari Imam Al Bukhary, dan murid 2 ulama kenamaan mesir.

Diantara ajarannya antara lain: penesalan atas dosa merupakan suatu keharusan (wajib); Tidak ada situasi batin manusia (mabuk spiritual, sakr, dan lain-lain) yang berharga, hanya pencarian keras dari praktek-praktek ibadah.

11. Al Junaid (w.279 H)

Seorang sufi besar dari Baghdad yang terkenal dalam sejarah islam dan merupakan salah seorang yang paling berepengaruh terhadap perkembangan tasaauf era selanjutnya.

Aljunaid mengikuti gurunya, Al Muhasibi, yang berusaha menggabungkan antara sunnah dan tasauf. Ia selalu menghindari benturan dengan keyakinan ahlusunnah. Ia selalu menghindari benturan dengan keyakinan ahli sunnah, mengandalkan senjata sama (dalam membela dirinya dan kawan-kawanya) ketika mempertahankan kesufiannya.

12. Abu Husain al Nuri al Baghawi (w. 295 H/ 908 M)

Salah seorang sufi terkenal, yang sajak-sajak mistisnya sangat indah. Ia merupakan pemuka nuriyah dan kawan setia junaid, dan murid Surri as Saqti. Ia digelari Al Nuri karena ia mempunyai wajah yang dapat memancarkan sinar terang walau dalam keadaan gelap.

Nuri mengajarkan agar mengingat panggilan tuhan dalam setiap fenomena, dalam setiap keadaan yang menyita perhatian, dan merespon-Nya dengan Labbayka kepada-Mu.

Nuri adalah orang pertama yang berkhutbah tentang ciri cinta murni (muhabbah), kesungguhan cinta keimanan yang diwujudkan dalam ibadah (tanpa harapan mendapatkan imbalan).

13. Ibn 'Ata (w.309 H)

Salah seorang sufi yang pertama (setelah sahl Al Tustary) yang menusun al qur'an dalam tinjauan tasauf. Ia tinggal di Baghdad dan dibesarkan dalam lingkungan madzhab Ha,bali ang keras.

Kepribadian Ibn 'Ata ditunjukan oleh teologi moral praktisnya. Ia mengembangkan lebih jauh apa yang telah ditawarkan oleh Nuri (pemuka Nuriyah) mengenai subhah dan itsar ( memuja Allah dan mementingkan orang lain ketimbang diri sendiri).

Ia mendefinisikan esensi kehidupan tasauf dalam dimensi sosial, sebagai pertolongan persaudaraan yang saling menguntungkan, karya-karya dan substitusi mistik (tasauf), semuanya menggambarkan jalan ang membimbing kesatuan dengan tuhan.


14. Husein bin Mansur Al Hallaj (w. 309 H/ 921 M)

Seorang sufi terkenal penganut wihdatul wujud yang extrim, yang kemudian mendapat hukuman karena dianggap bertentangan dengan syari'at.

Menurut Hamka ada 3 intisari dari ajaran Al Hallaj, yaitu:
  • Hulul, yaitu ketuhanan (lahut) menjelma ke dalam diri insan (nasut)
  • Al Haqiqatul Muhammadiyah, yaitu nur Muhammad sebagai asal usul segala kejadian didalam alam.
  • Kesatuan Agama, nama agama yang berbagai macam hanyalah perbedaan nama dari hakekat yang satu saja.

15. Ibn Masarah ( w. 319 H/ 931 M)

Seorang sufi besar dari Andalusia (Spanyol Islam), yang mempunyai perhatian besar terhadap filsafat. Ia terkenal sebagai seorang sufi yang mempunyai kecenderungan sebagai seorang filosof yang lebih besar daripada sufi. Ia adalah seorang filosof naturalis ang mengemas pemikirannya dibalik konsep ibadah dan kesalehan asketik (zuhd).

Pemikiran terpenting Ibn Masarah, menurutnya jalan keselamatan adalah penucian diri, kezuhudan , tindakan memprioritaskan akal atas panca indra dan berusaha kembali kepada cinta ang merupakan tokoh utama kehadiran manusia di muka bumi.

16. Abu Bakar Syibli (w. 334 H)

Seorang sufi yang tidak pernah mengeluh menghadapi hidup, seorang sufi yang gembira. Pada awalnya ia pejabat negara, tetapi kemudian mengundurkan diri. Ia merupakan sufi yang zuhud, wara' dan taqwa, disertai denngan pndangannya ang teguh dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang didapinya.

Pandanganyna tentang hidup, menurutnya:" Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan , dilempar orang dengan batu, lalu dibalasnya dengan buah."

(masih lanjut.........)


Pustaka:
'- Prof.Dr.Hamka, Perkembangan tasauf dari Abad ke abad, Pustaka Islam Jakarta, 1966
'- Michael A. Sells, Terbakar Cinta Tuhan, Kajian ekslusif spiritualitas Islam Awal (terj. Early Islamic Mysticsm: sufi, qur'an mi'raj, poetic and thelogichal writtings), Mizan, Bdg, 2004
'- Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedia Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jkt, 1996
'-id.wikipedia
'- Republika Online
'- Heritage muslim
'- Dan lain-lain