Daftar Blog Saya

Senin, 02 Agustus 2010

MENGENAL PARA PEMIKIR SUFI & PEMIKIRANNYA DALAM PERADABAN ISLAM

Sufi adalah sebuah penyebutan untuk orang orang yang mendalami limu tasauf (sufisme).  Sedang tasauf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara  cara mensucikan jiwa, menjernihkan ahla, membangun dhahir dan batin serta memperoleh kebahagiaan yang abadi, demikian definisi  dalam wikipedia.

Pada awalnya tasauf berasal dari gerakan zuhud ( menjauhi hal duniawi). Karena kaum ini sering menggunakaan jubah atau khirqah yang terbuat dari suf (kain wol) yang biasa dikenakan para sufi di masa awal. Maka dikemudian hari kata  sufi kemudian menjadi istilah orang orang yang hidup  zuhud. Meskipun ada yang mengatakan bahwa sufi itu berasal dari kata shafa yang berarti kemurnia. Hal ini karena penekanan pada ilmu tasauf yang menaruh tekanan pada kemurnian hati dan jiwa.

Pada perkembangannya kemudian ilmu tasauf itu ada yang mengembangkannya secara teori,, sehingga muncul pemikir dalam ilmu ini (pemikir sufi), atau  ada yang menulis sejarah dan pemikiran tasauf, dan juga ada juga orang yang menulis tentang teori tasauf, dan sejarah para ahli tasauf.

Berikut adalah orang orang yang banyak diambil sejarah pribadinya yang zuhud dan pemikirannya  yang dianggap  dasar pemikiran dan sangat mempengaruhi pemikiran sufi diera berikutnya.Keleluasan ilmu dan sikap zuhudnya, menjadikan tokoh tokoh ini dianggap sebagai barometer awal dalam membahasa masalah sufi dan pemikirannya.

1. Hasan al Bashry (wafat. 110 H/ 728 M)

Seorang tabi'in terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan islam, terkenal kealimannya dalam bidang hadits, terkemuka juga dalam bidang tasauf. Ia berasal dari Bashrah, dan dipandang sebagai pemuka pemikir sufi.

Ia adalah zahid yang sangat masur dikalangan tabi'in, dan dipandang sebagai pemuka paham i'tizal. Beliaulah yang mula-mula menyediakan waktunya untuk memperbincangkan ilmu-ilmu tentang kebatinan, kemurnian akhlak, dan usaha untuk mensucikan jiwa.

Pemikirannyya dalam bidang tasauf adalah zhud terhadap dunia, menolak akan kemegahannya semata menuju Allah, tawakal, khauf (takut) dan rajaa' (penuh harapan). Menurutnya antara khauf dan rajaa' tidak boleh terpisah, jangan hanya semata-mata takut pada Allah, tetapi ikutilah ketakutan itu dengan pengharapan, takut akan murkanya, tetapi mengharap akan karunianya.

2. Rabi'ah al Adawiyah (wafat. 185 H/796 M)

Seorang zahid wanita terkemuka, yang berasal dari Bashrah. Ia sezaman dengan intelektual terkemuka, sufyan ats Tsauri. Ia terkenal dalam kalangan sufi, karena dialah yang pertama kali mengembangkan zuhud karena cinta.

Ia telah mengembangkan tingkat kehidupan zuhud yang direntangkan Imam Hasan al Bashry, yaitu khauf (takut) dan rajaa' (pengharapan), dinaikan olehnya kepada zuhud karena cinta. Cinta yang suci lebih tinggi daripada takut dan pengharapan, karena cinta suci murni, tidak mengharap apa-apa.


3.Ma'ruf al Karahi (w.200 H/ 816 M)

Seorang sufi besar dari Baghdad. Dalam bidang tasauf ia menambah hasil peroleh jiwa dari cinta, yaitu Thumaninah (ketentraman jiwa) karena cinta. Ketentraman jiwa itulah tujuan, karena kekayaan yang sebenarnya dan yang kekal, bukanlah harta benda, tetapi kekayaan hati. Dan kecilah segala urusan kebendaan dalam penglihatan mata hati.

Dia pula yang memberi kaiadah tasauf :" Tasauf adalah mengambil hakikat, putus asa dari apa yang di tangan sesama makhluk. Mabuk karena rindu dan cinta kepada tuhan, dan belum sadar dari kemabukan itu sebelum bertemu dia."


4. Abu Yazid al Bustami (w.261 H/877 M)

Seorang sufi besar dalam peradaban islam, dan dikenal sebagai pemuka thaifuriyah (thaifurisme). Ia terkenal akan ketinggian ilmunya, ahli fiqih mumpuni, tetapi karena kezuhudannya, ia lebih dikenal sebagai seorang sufi.

Pemikirannya dalam tasauf, ia menggabungkan penolakan kesenangan dunia yang ketat dan kepatuhan pada hukum agama dengan gaya intelektual yang luar biasa, serta renungan yang imajinatif.

Ia adalah orang ang pertama kali mencetuskan teori ang lebih inti lagi tentang hamba dan tuhan. Ia secara terang-terangan mengungkapkan as sakr (mabuk ketuhanan), al isq (rindu dendam) dan teori Al fana' wal baqa' (peleburan diri untuk mencapai keabadain dalam diri ilahi). Hal ini mengantarkanna kepada teori al ittihad (bersatunya hamba dan tuhan) atauh hulul. Seperti salah satu ungkapannnya:" Laisa fi'l jubbati ilallah." , yang berarti " yang ada dalam jubah ini hanya allah.

Bagi Al Bustami, seorang sufi yang sudah begitu dekat dengan tuhan akan lebur bersatu dengan-Nya, ketika itu yang diucapkan bukan lagi perkataannya sendiri melainkan perkataan tuhan.


5. Harits al Muhasibi (w.243 H/ 857 M)

Seorang sufi besar pendiri madrasah baghdadiyah dalam bidang tasauf. Ia mengembangkan psikologi moral yang paling ketat dan berpengaruh dalam tradisi tasauf.

Nama sebenarnya Abdullah al Harits ibn Asad al Bashri, tetapi terkenal dengan nama Al muhasibi, suatu kata yang berasal dari suatu konsep muhasiba yang berarti orang yang senantiasa menghitung atau memeriksa hati nurani, ang diakini Al Muhasibi seharusnya mengikat setiap orang. Seperti kata hikmah: " Hasibu anfusakum qabla antu hasibu" (Hitunglah (hisablah) kamu sendiri, sebelum kamu dihitung (dihisab)."

Tasauf al muhasibi didasarkan pada 2 pilar, yaitu menghisab diri sendiri (muhasabah) dan sekaligus menjadi gelarnya, dan kesediaan menanggung derita dan musibah demi tuhan, kekasih utamanya. Ujian keimanan yang sejati menurutnya ialah kerelaan untuk mati dan ketabahan (shabr) menanggung penderitaan ang sangat menyiksa.

6. Yahya bin Mu'adh ar razi (w.258 M)

Seorang sufi sezaman dengan Abu azid al Bustami. Ia banyak sekali membicarakan tentang fana, tentang wajd (rindu) dan sakr (mabuk) ketuhanan.

Yahya telah memulai memakai ilmu pengetahuan dalam menegakan paham tasauf, yang merupakan bahan terpenting ahli tasauf yang datang kemudian.

Pokok ajarannya ialah kelanjutan dari tasauf Rabi'ah al Adawiah yaitu cinta. Sari cintanya adalah tunduk dan menyerah bulat kepada Allah. Ketundukan dan penyerahan yang membuat jiwa senantiasa mendorong hendak mencapai derajat tinggi.


7. Zin Nun Al Mishri (w. 246 H/ 860 M)

Seorang sufi besar dari Mesir dan merupakan sufi pertama yang banyak memperkenalkan konsep ma'rifah dalam ilmu tasauf.

Ia adalah orang yang banyak sekali menambahkan jalan buat menuju Allah. Tujuannya adalah mencintai Allah, membenci yang sedikit, menuruti garis perintah yang diturunkan dan takut akan terpaling jalan,

8. Abul Hasan Surri assaqthi (w.253 H/ 874 M))

ahli sufi dari Baghdad, pemuka assuqtiyah, dan murid dari Ma'ruf al Kharahi (w.816 M). Ia adalah ulama berpengetahuan luas, yang sangat dimuliakan oleh orang Irak waktu itu.
Pada mulanya, ia seorang pedagang besar, kemudian berhenti berniaga, bertafakur, beribadah dan memperdalam tasauf.

Assaqti dianggap orang pertama kali mengupas soal tauhid dari segi tasauf, ang mula-mula memperkatakan tentang hakekat. Dan darinyalah keluaar ajaran maqamat (tingkat-tingkat) pengalaman yang dituruti jiwa dan tentang ahwaal.

9. Sahl bin Abdullah al Tustari (w. 273 H)

Seorang sufi yang pertama kali menulis tafsir Alqur'an dalam pandangan tasauf. Ia juga peletak dasar ajaran madzhab tasauf Salimiah.

Setidaknya ada 2 konstribusi Sahl yang paling orsinil yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran sufi berikutnya, yaitu teorinya mengenai perjanjian prakeabadian (mitsaq) dan nur muhammad.

10. Amr Makki (w.291 H)

Seorang sufi yang keras dan sangat menyukai syair kegirangan. Pada mulanyaa ia seorang muhadist (ahli hadits) yang keras, murid dari Imam Al Bukhary, dan murid 2 ulama kenamaan mesir.

Diantara ajarannya antara lain: penesalan atas dosa merupakan suatu keharusan (wajib); Tidak ada situasi batin manusia (mabuk spiritual, sakr, dan lain-lain) yang berharga, hanya pencarian keras dari praktek-praktek ibadah.

11. Al Junaid (w.279 H)

Seorang sufi besar dari Baghdad yang terkenal dalam sejarah islam dan merupakan salah seorang yang paling berepengaruh terhadap perkembangan tasaauf era selanjutnya.

Aljunaid mengikuti gurunya, Al Muhasibi, yang berusaha menggabungkan antara sunnah dan tasauf. Ia selalu menghindari benturan dengan keyakinan ahlusunnah. Ia selalu menghindari benturan dengan keyakinan ahli sunnah, mengandalkan senjata sama (dalam membela dirinya dan kawan-kawanya) ketika mempertahankan kesufiannya.

12. Abu Husain al Nuri al Baghawi (w. 295 H/ 908 M)

Salah seorang sufi terkenal, yang sajak-sajak mistisnya sangat indah. Ia merupakan pemuka nuriyah dan kawan setia junaid, dan murid Surri as Saqti. Ia digelari Al Nuri karena ia mempunyai wajah yang dapat memancarkan sinar terang walau dalam keadaan gelap.

Nuri mengajarkan agar mengingat panggilan tuhan dalam setiap fenomena, dalam setiap keadaan yang menyita perhatian, dan merespon-Nya dengan Labbayka kepada-Mu.

Nuri adalah orang pertama yang berkhutbah tentang ciri cinta murni (muhabbah), kesungguhan cinta keimanan yang diwujudkan dalam ibadah (tanpa harapan mendapatkan imbalan).

13. Ibn 'Ata (w.309 H)

Salah seorang sufi yang pertama (setelah sahl Al Tustary) yang menusun al qur'an dalam tinjauan tasauf. Ia tinggal di Baghdad dan dibesarkan dalam lingkungan madzhab Ha,bali ang keras.

Kepribadian Ibn 'Ata ditunjukan oleh teologi moral praktisnya. Ia mengembangkan lebih jauh apa yang telah ditawarkan oleh Nuri (pemuka Nuriyah) mengenai subhah dan itsar ( memuja Allah dan mementingkan orang lain ketimbang diri sendiri).

Ia mendefinisikan esensi kehidupan tasauf dalam dimensi sosial, sebagai pertolongan persaudaraan yang saling menguntungkan, karya-karya dan substitusi mistik (tasauf), semuanya menggambarkan jalan ang membimbing kesatuan dengan tuhan.


14. Husein bin Mansur Al Hallaj (w. 309 H/ 921 M)

Seorang sufi terkenal penganut wihdatul wujud yang extrim, yang kemudian mendapat hukuman karena dianggap bertentangan dengan syari'at.

Menurut Hamka ada 3 intisari dari ajaran Al Hallaj, yaitu:
  • Hulul, yaitu ketuhanan (lahut) menjelma ke dalam diri insan (nasut)
  • Al Haqiqatul Muhammadiyah, yaitu nur Muhammad sebagai asal usul segala kejadian didalam alam.
  • Kesatuan Agama, nama agama yang berbagai macam hanyalah perbedaan nama dari hakekat yang satu saja.

15. Ibn Masarah ( w. 319 H/ 931 M)

Seorang sufi besar dari Andalusia (Spanyol Islam), yang mempunyai perhatian besar terhadap filsafat. Ia terkenal sebagai seorang sufi yang mempunyai kecenderungan sebagai seorang filosof yang lebih besar daripada sufi. Ia adalah seorang filosof naturalis ang mengemas pemikirannya dibalik konsep ibadah dan kesalehan asketik (zuhd).

Pemikiran terpenting Ibn Masarah, menurutnya jalan keselamatan adalah penucian diri, kezuhudan , tindakan memprioritaskan akal atas panca indra dan berusaha kembali kepada cinta ang merupakan tokoh utama kehadiran manusia di muka bumi.

16. Abu Bakar Syibli (w. 334 H)

Seorang sufi yang tidak pernah mengeluh menghadapi hidup, seorang sufi yang gembira. Pada awalnya ia pejabat negara, tetapi kemudian mengundurkan diri. Ia merupakan sufi yang zuhud, wara' dan taqwa, disertai denngan pndangannya ang teguh dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang didapinya.

Pandanganyna tentang hidup, menurutnya:" Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan , dilempar orang dengan batu, lalu dibalasnya dengan buah."

(masih lanjut.........)


Pustaka:
'- Prof.Dr.Hamka, Perkembangan tasauf dari Abad ke abad, Pustaka Islam Jakarta, 1966
'- Michael A. Sells, Terbakar Cinta Tuhan, Kajian ekslusif spiritualitas Islam Awal (terj. Early Islamic Mysticsm: sufi, qur'an mi'raj, poetic and thelogichal writtings), Mizan, Bdg, 2004
'- Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedia Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jkt, 1996
'-id.wikipedia
'- Republika Online
'- Heritage muslim
'- Dan lain-lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar